Kompas 21 April 2007

29 04 2009

Warga Pasang Barikade
Ciamis Tetap Menolak Alternatif Penyudetan Citanduy

Cilacap, Kompas – Warga Kampung Laut, Kecamatan Kampung Laut, Cilacap, Jawa Tengah, bersama Lembaga Swadaya Masyarakat Solidaritas Nelayan Cilacap atau Sonci akan merealisasikan aksi memasang barikade sari bambu dan kayu di mulut Sungai Citanduy. Aksi ini merupakan alternatif terakhir setelah Pemerintah Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, berkeras menolak alternatif penyudetan Citanduy.

“Aksi sudah disiapkan cukup lama, tetapi warga mencoba menahan diri memasang barikade di mulut muara Citanduy untuk menunggu pertemuan konsultasi antara Pemerintah Kabupaten Cilacap dan Ciamis yang difasilitasi Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum (PUM) Departemen Dalam Negeri (Depdagri),” ujar Ketua LSM Sonci, Rasino, Jumat (20/4) pagi.

Dalam pertemuan konsultasi beberapa waktu lalu di Ditjen PUM Depdagri, Jakarta, menurut Kepala Badan Konservasi Segara Anakan Djumadi, Pemkab Ciamis tetap menolak alternatif penyelamatan Segara Anakan dengan menyudet atau meluruskan alur Citanduy untuk menggeser muara Citanduy ke arah timur sekitar 3,5 kilometer dari muara yang sekarang, agar air buangan dan lumpur dari sungai ini tak masuk ke laguna Segara Anakan.

Barikade ini, menurut Rasino, akan dipasang di mulut muara Citanduy guna menghambat buangan lumpur dan sampah yang terbawa sungai ini. Ke depan pemasangan barikade akan menimbulkan dampak bagi desa-desa di daerah aliran sungai (DAS) Citanduy hilir.

“Puluhan desa di DAS Citanduy hilir mungkin akan terendam banjir karena air yang sebelumnya masuk laguna akan berbalik arah,” ujar Rasino. Ia mengatakan, pemasangan barikade merupakan pilihan ekstrem yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan laguna Segara Anakan.

Sebenarnya, bila semua pihak dan pengambil kebijakan atau keputusan mempunyai hati nurani serta sedikit memahami kepentingan masyarakat nelayan Cilacap, khususnya warga Kampung Laut, maka pilihan ekstrem ini tidak akan dilakukan.

Laguna Segara Anakan saat ini terancam hilang dari peta Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, karena sedimentasi Sungai Citanduy, Jawa Barat, yang ternyata menjadi buangan sampah dan sedimen dari Citanduy. Bahkan saat ini Sungai Citanduy menjadi buangan polutan dan tercemari logam berat, merkuri, dan berbagai jenis polutan.

Menurut hasil penelitian Erwin Riyanto Ardli, peneliti dari Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman, selama 30 tahun laguna Segara Anakan dan ekosistem di kawasan ini mengalami perubahan yang sangat drastis akibat perusakan oleh alam dan manusia. Oleh karena itu, di laguna Segara Anakan terjadi ketidakseimbangan ekosistem. Luas laguna terus menyempit akibat sedimentasi Citanduy, mangrove juga menyempit. (nts)


Actions

Information

Leave a comment